Belajar Budidaya Kambing - Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari masyarakat, namun skala usahanya masih terbatas dengan sistem pemeliharaan dan perkembangbiakan secara tradisional. Kambing sudah lama diusahakan oleh masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50-150 gr/hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu : harus mengenal bangsa kambing dan cirri-ciri kambing untuk bibit, bahan pakan dan cara pemberiannya, serta tata laksana.
Pemeliharaan ternak kambing sangat mudah karena tidak membutuhkan keterampilan yang khusus, sehingga peternak baru pun mampu secara cepat belajar manajemen pemeliharaan. Usaha ternak di pedesaan tidak memerlukan modal yang besar, karena dapat dilakukan dengan sistem gaduhan (bagi hasil anak), ataupun dengan pembelian induk yang tidak terlalu mahal bila dibandingkan dengan ternak besar. Penyediaan sumber pakan hijauan yang ada di pedesaan umumnya cukup berlimpah, seperti rumput lapangan, leguminosa, limbah pertanian (limbah sayuran, tanaman pangan, perkebunan), dan lainnya. Selain itu, dalam berusaha ternak kambing tidak perlu memiliki lahan yang luas, hanya diperlukan kandang (sesuai dengan jumlah yang akan dipelihara), pakan yang dapat diambil dari kebun, lapangan umum atau digembalakan di lahan-lahan umum (lapangan, di perkebunan, dan tempat lainnya).
II. MENGENAL BANGSA KAMBING
1. Kambing Kacang
Kambing ini asli dari Indonesia dan memiliki cirri : badan kecil, pendek, telinga pendek, tegak, leher pendek, punggung meninggi, bertanduk baik jantan atau betina, tinggi badan 55-65 cm dan bobot hidup jantan sekitar 25 kg dan betina sekitar 20 kg.
2. Kambing PE (Peranakan Etawah)
Kambing ini merupakan persilangan kambing kacang dengan kambing etawah. Memiliki tanda-tanda antara lain telinga panjang sekitar 18-30 cm; bobot hidup dewasa jantan mencapai 40 kg dan betina sekitar 35 kg; tinggi punggung berkisar antara 76-100 cm; pada jantan, bulu bagian atas dan bawah leher, serta pundak lebih tebal dan agak panjang, sedangkan pada betina hanya bagian paha yang lebih panjang. Warna kambing ini bervariasi dari coklat sampai hitam.
3. Kambing Merica
Kambing merica banyak terdapat di pulau Sulawesi, tubuhnya lebih kecil dari kambing kacang dan diduga masih satu keturunan dengan kambing kacang.
4. Kambing Gembrong
Kambing ini banyak terdapat di Pulau Bali, memiliki tubuh lebih besar dari kambing kacang dan mempunyai bulu yang panjang, terutama yang jantan.
Selain kambing penghasil daging, ada kambing yang digunakan sebagai penghasil susu atau kambing tipe perah. Kambing ini mampu menghasilkan susu walaupun produktivitasnya rendah, namun harga susu kambing lebih mahal dibandingkan dengan susu sapi,. Berikut ini adalah contoh kambing tipe perah :
1. Kambing Saanen
Kambing Saanen |
2. Kambing Etawah (Jamnapari)
Kambing Etawah (Jamnapari) |
Kambing etawah asli atau dikenal dengan kambing jamnapari berasal dari daerah Jamnapari India, dengan ciri-ciri hidung melengkung, telinga panjang (30 cm) terkulai, kaki panjang, dan berbulu panjang pada garis belakang kaki, warna bulu belang hitam putih atau merah, atau coklat putih. Jantan dan betina bertanduk dengan tinggi badan jantan dewasa mencapai 90-127 cm, dan yang betina dewasa antara 76-92 cm. Bobot badan jantan dewasa 36-63 kg. Rataan produksi susu kurang lebih 3 liter/ekor/hari dengan ambing relatif besar dan panjang seperti botol.
3. Kambing Alpine
Kambing Alpine |
4. Kambing (Anglo)-Nubian
Kambing (Anglo)-Nubian |
Kambing Anglo Nubian atau sering di sebut kambing Nubian memiliki bulu yang pendek, berkaki panjang, dan dapat menyesuaikan diri di daerah panas. Kambing ini merupakan kambing yang subur (beranak kembar) dan ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk.
Untuk memilih kambing calon bibit, sebaiknya peternak mengenal ciri-ciri calon bibit, baik pada jantan maupun betina. Calon bibit jantan hendaknya memiliki : tubuh yang sehat, besar (sesuai umur), relatif panjang, dan tidak cacat; dada dalam dan lebar, dengan kaki lurus dan kuat serta tumit tinggi; penampilan gagah, aktif dan besar nafsu kawinnya; buah zakarnya normal (2 buah sama besar); alat kelaminnya kenyal dan dapat ereksi; kambing yang digunakan untuk bibit sebaiknya dari keturunan kembar; bulu bersih dan mengkilat. Seperti halnya pada jantan, betina calon bibit juga harus sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat, kaki lurus dan kuat dan alat kelamin normal. Sebaiknya dipilih kambing yang mempunyai sifat keibuan dan memiliki ambing normal (halus, kenyal, tidak ada infeksi). Sebaiknya dipilih dari keturunan kembar. Bulu bersih dan mengkilat.
Dalam maemilih calon bibit, hindari ternak cacat atau tidak normal, antara lain rahang atas dan bawah tidak rata; tanduk tumbuh melingkar menusuk leher; hanya mempunyai satu buah zakar, atau mempunyai dua buah tapi besarnya tidak sama; terdapat infeksi atau pembengkakan pada ambing/buah susu (untuk betina); kaki berbentuk huruf X atau pengkor; buta atau rabun, yang dapat diketahui dengan menunjuk-nunjukkan jari telunjuk di depan matanya, apabila ada reaksi berkedip berarti ternak tersebut tidak buta; ternak majil/mandul.
Selain itu, peternak juga harus mampu menentukan umur kambing. Pendugaan umur dapat dilakukan dengan melihat kartu identitas, dan dapat juga dengan melihat jumlah gigi seri tetap yang tumbuh. Bila gigi seri tetap belum ada, kambing berumur kurang dari satu tahun. Apabila sudah tumbuh gigi tetap sebanyak satu pasang (dua buah), maka diperkirakan berumur 1-2 tahun. Bila terdapat dua pasang, berarti kambing diperkirakan berumur antara 4-5 tahun. Apabila gigi seri tampak sudah mulai aus atau lepas, maka kambing tersebut sudah berumur lebih dari 5 tahun.
Jika akan mengawinkan kambing, maka ternak betina harus dalam keadaan birahi dan sehat. Ternak kambing jantan dan betina harus di kumpulkan dalam satu kandang kawin. Perkawinan dapat terjadi 2 atau 3 kali, tetapi apabila ternak betina tidak mau di kawinkan lagi, berarti ternak betina tersebut telah bunting dan harus dipisahkan dengan ternak jantan.
Ternak betina yang bunting mempunyai ciri-ciri nampak lebih besar, lebih gemuk di bagian perutnya, bulu makin mengkilap, ambing susunya makin membengkak dan menjadi besar, begitu pula dengan dengan puting susunya.
EmoticonEmoticon